Ala' Al-Hadhromi Do'anya Yang Didengar Penduduk Langit
‘Ala’ bin Al-Hadhrami lalu bersuci, mendirikan shalat dan memanjatkan doa penuh pengharapan kepada Allah Ta’ala.
“Wahai Zat Yang Maha Pemurah, wahai Zat Yang Maha Mengetahui, wahai Zat Yang Maha Agung, siramilah kami.”
Langit mendadak gelap. Awan tebal bergelayut bak sayap burung. Halilintar bersahutan. Hujan deras membasahi bumi hingga semua yang haus bisa lekas merasakan segar setelah tenggorokan dibasahi air.
Tak hanya itu, curahan air hujan lebih dari cukup untuk mengisi semua wadah air yang dibawa oleh seluruh peserta rombongan.
Rombongan melanjutkan perjalanan hingga sampailah di tepi lautan. Tiada satu pun armada untuk mengangkut mereka.
Di tengah himpitan masalah itu, ‘Ala’ kembali mengambil air suci, shalat dua raka’at, dan memanjatkan doa.
“Duhai Zat Yang Maha Pemurah, duhai Zat Yang Maha Mengetahui, wahai Zat Yang Maha Agung, buatlah kami bisa melewati lautan ini.”
“Demi Allah,” tulis sahabat Abu Hurairah sebagaimana dikisahkan oleh Imam Abu Bakar Al-Thurthusy Al-Andalusi dalam Al-Ma’tsurat, “kaki kami sama sekali tidak basah, begitu pula dengan sepatu dan kuku binatang kami.”
Allahu Akbar walillahil hamd. Rombongan yang terdiri dari 4000-an penunggang kuda mampu melewati lautan tanpa basah sedikit pun. Allah Ta’ala mengabulkan doa ‘Ala’ bin Al-Hadhrami hingga mereka bisa melewati lautan.