Dalil Keutamaan Menuntut Ilmu (Tholibul Ilmi)
يرفع الله الذين آمنوا منكم وأوتوا العلم درجات
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (OS al-Mujadilah [58 ]: 11)
Ibnu Abbas mengatakan :
للعلماء درجات فوق المؤمنين بسبعمائة درجة ما بين الدرجتين مسيرة خمسمائة عام
"Derajat ulama lebih tinggi tujuh ratus derajat di atas orang beriman, dimana jarak antara satu derajat ke derajat lainnya adalah tujuh ratus tahun." Lihat: al-Hindi, Kanz al-ummal (28797) , dia menyandarkan hadits ini ke Ibnu Abd al-Barr dalam jami' Bayan al-iImi.
Allah Subhanahu Wata`ala berfirman:
اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَآءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَآئِمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖ ؕ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ؕ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ
"Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran."
(QS. Az-Zumar: Ayat 9)
Di lain ayat disebutkan,
Allah Subhanahu Wata`ala berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَآبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَ لْوَانُهٗ كَذٰلِكَ ؕ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰٓؤُا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ
"Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun."
(QS. Fatir: Ayat 28)
Baca Juga : Tafsir Min Atsaris Sujud (Bekas Sujud)
Allah Subhanahu Wata`la berfirman:
وَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۚ وَمَا يَعْقِلُهَاۤ اِلَّا الْعٰلِمُوْنَ
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu (QS. al-'Ankabut [29]: 43)
Dalam hadits disebutkan, "Hamba yang paling mulia adalah Mukmin yang berilmu, yang jika dibutuhkan ia akan bermanfaat bagi orang lain. Dan jika tidak dibutuhkan ia selalu merasa cukup dengan apa yang diterimanya".
Di lain hadits, beliau ﷺ bersabda, "Iman itu (ibarat orang) telanjang yang pakaiannya adalah ketakwaan, perhiasannya adalah sifat malu dan buahnya adalah ilmu."
Beliau ﷺ juga bersabda :
أقرب الناس من درجة النبوة أهل العلم والجهاد، أما أهل العلم فدلوا الناس على ما جاءت به الرسل وأما أهل الجهاد فجاهدوا بأسيافهم على ما جاءت به الرسل
"Manusia yang paling dekat derajatnya dengan derajat para nabi adalah orang yang berilmu dan orang yang berjihad. Adapun orang yang berilmu; karena selalu menuntun manusia kepada ajaran para rasul. Sementara orang yang berjihad; karena mereka berjihad dengan pedang mereka sejalan dengan jihad yang diajarkan para rasul."
Rasulullah ﷺ bersabda :
العالم أمين الله سبحانه فى الأرض
"Orang berilmu adalah kepercayaan (wakil) Allah di muka bumi."
Rasulullah ﷺ bersabda :
يشفع يوم القيامة ثلاثة، الأنبياء ثم العلماء ثم الشهداء
"Golongan yang memperoleh syafaat pada hari kiamat adalah para nabi, orang-orang berilmu, lalu para syuhada."
Fath al-Moshuli bertanya, "Bukankah orang sakit yang sudah tidak bisa makan, minum dan makan obat akan menemui ajalnya? Lalu dijawab, "Ya," Lalu beliau berkata, "Demikian pula dengan hati, jika sudah tidak bisa menerima kata-kata hikmah maupun ilmu selama tiga hari, maka ia akan mati." Apa yang dikatakan Fath al-Moshuli memang benar karena menu makanan hati adalah ilmu dan siraman kata-kata hikmah. Namun, terkadang hati sudah tidak dapat lagi menerimanya karena sudah disibukan oleh urusan duniawi yang menghilangkan sensitifitasnya. Lalu ketika kematian mendekatinya pada saat ia masih disibukkan dengan urusan duniawi, maka hatinya akan merasakan sakit yang tidak terkira perihnya dan terus-menerus tanpa akhir. Inilah makna sabda Nabi ﷺ "Manusia tertidur (lalai), lalu saat mati barulah ia terbangun (sadar)."
Sedangkan keistimewaan menuntut ilmu ditegaskan oleh sabda Nabi ﷺ :
إن الملآئكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا بما يصنع (رواه أحمد وابن حبان)
"Sesungguhnya para malaikat akan membentangkan apnya (merendahkan sayapnya untuk memberi bagi penuntut ilmu karena ridha dengan apa yang dilakunnya."
Pada hadits lain, sabdanya :
لأن تغدو فتتعلم بابا من العلم خير من أن تصلي مائة ركعة
"Kamu mempelajari satu bab ilmu itu lebih baik dari pada shalat sebanyak seratus rakaat."
Dari sudut akal, tidak dapat disangkal di antara keistimewaan ilmu adalah dapat mengantarkan manusia kepada Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya. Ilmu adalah pangkal kebahagiaan abadi dan kenikmatan kekal yang tiada berujung. Dengan ilmu, manusia meraih kemuliaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Dunia adalah lahan amal untuk bekal di akhirat. Seseorang yang mengamalkan ilmunya akan menuai hasil untuk dirinya berupa kebahagiaan abadi, yaitu dengan mendidik dirinya dengan akhlak dan etika yang sesuai dengan tuntunan ilmu.
Wallahu a`lam bisshowab..