Ulama Su' Ulama Yang Cinta Dunia (Hubbud Dunya) Versi Tasawuf
Rasulullah bersabda :
إن أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه الله بعلمه
"Manusia yang paling berat azabnya pada hari kiamat adalah orang yang berilmu tapi tidak mengamalkannya karena Allah."
Dalam hadits lain beliau bersabda :
من ازداد علما ولم يزدد هدى لم يزدد من الله إلا بعدا
"Barangsiapa yang bertambah ilmunya, namun tidak bertambah benar jalannya, maka semakin jauh dari Allah."
Ketahuilah bahwa seorang ulama yang menekuni suatu ilmu, baginya ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah binasa, dan kemungkinan kedua adalah memproleh kebahagiaan yang kekal.
Khalil bin Ahmad berkata:
الرجال أربعة :
رجل يدري ويدري أنه يدري فذلك عالم فاتبعوه
ورجل يدري ولا يدري أنه يدري فذلك نائم فأيقظوه
ورجل لا يدري ويدري أنه لا يدري فذلك ميترشد فأرشدوه
ورجل لا يدري ولا يدري أنه لا يدري فذلك جاهل فارفضوه
Manusia terbagi pada empat macam:
- Orang yang tahu, dan ia tahu bahwa ia mengetahui. Itulah orang yang berilmu, maka ikutilah ia.
- Orang yang tahu, tetapi ia tidak tahu bahwa ia mengetahui. Itulah orang yang tertidur, maka bangunkanlah ia.
- Orang yang tidak tahu, tetapi ia tahu bahwa ia tidak mengetahui. Itulah orang yang memerlukan bimbingan, maka ajarilah ia.
- Orang yang tidak tahu, namun ia tidak tahu bahwa ia tida mengetahui. Itulah orang bodoh. Waspadalah terhadapnya.
Baca juga : Kajian Ilmu Tasawuf
Sufyan ats-Tsauri berkata, "Ilmu itu mengajak (pemiliknya) untuk mengamalkannya, jika ia mengamalkannya, maka ilmunya bermanfaat. Namun jika tidak diamalkan, maka ilmunya akan pergi.
Allah subhanahu wata'ala berfirman :
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ الَّذِيْۤ اٰتَيْنٰهُ اٰيٰتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَاَتْبَعَهُ الشَّيْطٰنُ فَكَانَ مِنَ الْغٰوِيْنَ
"Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi al-kitab) kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat."
(QS. Al-A'raf: Ayat 175)
Ulama adalah mereka yang tidak terpengaruh godaan dunia dengan mengorbankan agama, dan tidak menjual akhirat demi dunia karena mereka mengetahui kemuliaan akhirat dan kehinaan dunia. Barangsiapa yang tidak mengetahui perbedaan antara manfaat dan kemadharatan dunia dengan akhirat, maka ia bukanlah ulama. Dan barangsiapa yang mengingkari hal ini, maka sungguh ia telah mengingkari apa yang tertera dalam Al-Qur'an, sunnah Rasul dan kitab-kitab yang diturunkan Allah serta perkataan para nabi.
Sedangkan barang siapa yang mengetahui hal ini tapi tidak mengamalkannya, maka ia telah menjadi tawanan setan. la telah dijerumuskan oleh hawa nafsunya dan dikalahkan oleh kesengsaraannya sendiri. Barangsiapa yang mengikuti orang seperti ini, maka ia akan binasa. Sebab bagaimana mungkin orang seperti ini disebut ulama?
Allah SWT berkata kepada Nabi Dawud AS, "Serendah-rendahnya perilaku orang alim adalah jika ia lebih menyenangi syahwatnya daripada mencintai-Ku. Aku haramkan ia merasakan nikmatnya bermunajat kepada-Ku. Wahai Dawud, jangan bertanya kepada-Ku tentang orang alim yang telah dimabukkan oleh dunia sehingga ia memalingkanmu dari jalan untuk mencintai-Ku. Mereka adalah para penyamun hamba-hamba-Ku. Wahai Dawud, jika engkau melihat seorang penuntut ilmu karena diri-Ku, maka jadilah engkau sebagai pelayan baginya. Wahai Dawud, barangsiapa yang kembali kepada-Ku dalam kondisi menjadi pelayan bagi penuntut ilmu, maka Aku tetapkan ia sebagai mujahid. Dan barangsiapa yang sudah Aku tetapkan sebagai mujahid, maka aku tidak akan pernah mengazabnya.
Hasan al-Basri mengatakan, "Hukuman bagi ulama adalah matinya hati, dan matinya hati disebabkan oleh mencari dunia dengan amalan akhirat."
Umar bin Khathab berkata, "Jika engkau menyaksikan ulama yang cinta dunia, maka tuduhlah dia atas dasar agamamu. Karena setiap orang yang mencinta, akan tenggelam pada apa yang dicintainya."
Sementara Yahya bin Mu'adz ar Razi berkata kepada ulama dunia," Wahai orang-orang yang berilmu, istana-istana kalian laksana istana kaisar, rumah-rumah kalian laksana rumah kisra, kendaraan-kendaraan kalian laksana kendaraan Qarun, gelas-gelas kalian laksana gelas Fir'aun, jamuan-jamuan kalian laksana jamuan jahiliah, dan mazhab-mazhab kalian laksana mazhab setaniyah. Lalu dimanakah risalah Muhammad?
Mereka bersya'ir, "Pengembala melindungi kambingnya dari serangan serigala. Lalu bagaimana jadinya jika para pengembala memiliki serigala?"
Ada yang mengatakan," Wahai para pembaca Al Qur'an, wahai para pembuat garam. Rasa garam tidak akan lezat jika sudah rusak."
Ketahuilah bahwa sifat yang pantas bagi orang berilmu yang beragama adalah sederhana dalam hal makanan, pakaian, tempat tinggal dan segala hal yang terkait dengan kehidupan dunianya. Ia tidak condong pada kemewahan, juga tidak berlebih-lebihan menghadap kesenangan dunia jika tidak dapat berlebih-lebihan meninggalkannya (dunia). Seyogyanya ia dapat menjaga diri dari bergaul dengan penguasa dan orang kaya meski itu dapat dilakukannya demi untuk menjauhi fitnah.
Wallahu a'lam bisshowab